I am Your
Secret Admirer
Karya : Fhitratul
illahi
Lama
sudah ku menunggu dirinya. Aku bagaikan orang bodoh yang selalu mengharapkan
sesuatu yang tak akan pernah bisa ku miliki. Hari demi hari yang menemaniku
untuk menempuh rasa sakit ini. rasa sakit ketika kau acuhkan.
Mungkin
inilah nasibku, mengenal tanpa dikenali. Mencinta tanpa dicintai. Mengagumi
tanpa dikagumi. Malang benar nasibku. Aku harus puas melihat punggungnya saja.
aku tersenyum hanya melihat gerak gerik bibirnya. Aku pernah melihat senyumnya.
Senyumnya begitu menawan, namun senyum itu bukan untukku, tapi untuk dia,
pacarnya. Pacarnya yang bisa membuat senyumnya terkembang lebar. Pacarnya yang
mampu melukis hatinya yang tadi kosong menjadi berwarna. Sakit melihat itu,
sakit mendengarnya.
Kini
perasaanku hanya untuknya, bukan untuk dia ataupun dia. Aku hanya percaya dia.
Aku yakin dia pria yang baik. Dia beda dari yang lain. dia sangat menghargai
hati perempuan terutama pacarnya. Dia pria sempurna. Aku yakin dia tak akan
pernah menyakiti hati pacarnya. Aku yakin mereka jodoh yang terbaik.
Mungkin,
ku berkata seperti itu hanya untuk menghibur hatiku, namun ini kenyataan. Aku
rela, bahkan sangat rela kalau dia bersamanya. Walau awalnya ku sakit, bahkan aku
tidak makan seharian mendengar kabar itu. akan tetapi, sekarang aku sadar
pacarnya, perempuan yang sempurna.
Walau
kucoba melupakannya. Namun bayang bayang dirinya selalu mengelilingi benakku.
Gemercik namanya selalu mengalun indah ditelingaku. Ingin kupergi dari sini.
Ingin ku berlari sejauh kaki melangkah. Namun percuma, takdir ini tak dapat di
elak.
Tahun
ajaran baru, berharap kita satu kelas. Menjadi sahabat dan bukan pacar. Itu
yang aku inginkan. Mendengar suaranya, itu impianku. Walaupun kelihatannya
sederhana, namun susah untuk terjadi.
Aku
ingin sekali menjadi teman satu kelasnya. Namun kenapa takdir berkata lain.
kenapa dua kali ku mencinta, dua kali juga ku tersakiti. Apa mungkin dia pria
yang jahat. Oh tidak, tidak mungkin. Dia pria yang baik. Dia tidak mungkin
jahat. Rasa sakit ini terjadi karena diriku, bukan karena dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar